Kurangnya tenaga kerja produktif membuat penduduk Taiwan di pedesaan merekrut pekerja migran ilegal untuk membantu memanen hasil pertanian. Kepolisian Tainan bekerja sama dengan Biro Tenaga Kerja pada Jumat (15/03) mengirimkan 20 personil untuk menyelidiki. Mereka berhasil menangkap 15 orang pekerja migran ilegal, yang 11 orang diantara mereka adalah PMI ilegal, sedangkan 4 orang warga Vietnam.
Para pekera ilegal tersebut mencari pekerjaan di pedesaan untuk menghindari polisi. Mereka bekerja memanen wortel, buah palm, lobak dan sayur mayur lainnya. Penangkapan dilakukan berdasarkan laporan masyakarat yang mengatakan, ada warga yang menyewakan rumahnya sebagai asrama sekelompok pekerja migran asing ilegal.
Setiap pagi, terdapat sebuah mobil berwarna putih yang menjemput mereka kemudian saat malam hari diantar kembali. Terkadang, suara para pekerja migran tersebut terdengar gaduh, karena jumahnya yang bergerombol. Sehingga menganggu kenyamanan penduduk sekitar.
Kapten Satuan Khusus Tainan Li Jianxong mengatakan para pekerja migran ilegal tersebut saat bekerja tidak menetap. Mereka berpindah-pindah sesuai musim dan banyaknya tanaman. Terkadang mereka memanen kubis, lobak ataupun buah plum, jambu biji dan jeruk bali. Mobil jemputan tersebut akan mengantar mereka ke lokasi pekerjaan.
Kurangnya tenaga kerja di pedesaan, membuat petani mencari banyak pekerja untuk membantu panenan. Usia mereka yang masih produktif akan lebih efisien dan bekerja dua kali lipat dibanding penduduk local yang sudah tua. Para petani memberikan gaji sesuai dengan pekerja tani Taiwan. Tidak peduli apakah mereka berstatus resmi ataupun ilegal.
Ke15 orang PMA ilegal tersebut dikirim ke penampungan Kaohsiung karena telah melanggar undang-undang tenaga kerja dan imigrasi. Setelah melalui pemeriksaan dan prosedur mereka akan dideportasi ke negara asal.
[Etty]
Berita Lainnya