“Kita tidak bisa memilih di keluarga mana kita dilahirkan”. Begitulah yang dirasakan anak-anak yang dilahirkan oleh PMI ilegal yang dititipkan di panti asuhan di Taiwan.
Saat berkunjung ke panti tersebut, kita akan melihat wajah-wajah anak kecil yang tak berdosa yang haus akan kasih sayang yang harus berpisah dari orang tua karena keadaan.
Biaya kehidupan yang mahal membuat para orang tua harus bekerja keras dan merelakan anak-anak mereka untuk dititipkan ke panti asuhan. Namun, juga terdapat orang tua yang meninggalkan anaknya begitu saja tanpa dikunjungi dan tidak dapat dihubungi.
Penelantaran anak dilakukan oleh berbagai alasan seperti, para majikan yang tidak memperbolehkan PMI bekerja sambil membawa anak ataupun dengan alasan lainnya. Hal ini membuat anak-anak yang tidak berdosa menjadi korban atas keadaan orang tuanya.
Karena faktor ekonomi yang memaksa mereka harus menitipkan anak-anaknya karena masih ingin bekerja di Taiwan. Mereka menyadari kesalahannya dan berjanji untuk tidak mengulang kembali.
KDEI Taipei sudah beberapa kali membantu mempulangkan anak WNI dari Taiwan. Anak-anak tersebut setelah di Indonesia diserahkan pada keluarganya. Melalui pemulangan tersebut, diharapkan agar anak-anak mendapat pengasuhan dalam keluarga dan dapat menjalani kehidupannya dengan baik. Karena, jika dibesarkan di lingkungan panti, mereka tidak akan mengenal kebudayaan dan jati diri sebagai WNI. [Etty]
Berita Lainnya