Saat ini proses untuk bekerja di Taiwan sangat sulit. Selain segala kelengkapan dokumen harus asli dan juga sesuai dengan ijazah, di penampungan CPMI, juga membutuhkan waktu tidak sebentar untuk proses belajar, mengikuti Balai Latihan kerja, ujian serta menunggu kelengkapan dokumen penerbangan ke negara tujuan.
Meskipun demikian, banyak majikan yang memilih tidak mengambil pekerja yang berada di Taiwan (PMI yang mau pindah majikan). Para majikan mengatakan, pekerja yang sudah berada di Taiwan memiliki potensi lebih berani dan banyak maunya. Seperti meminta libur sehari semalam untuk menginap di luar bersama teman, keluarga ataupun pasangan.
Majikan memilih untuk mengambil PMI, karena yang baru masih penurut dan tidak banyak menutut. PMI yang dari Indonesia belum banyak terkontaminasi kehidupan dan pergaulan di Taiwan.
Begitu juga agensi, mereka memilih untuk memproses PMI yang datang dari Indonesia karena mendapat keuntungan lebih banyak. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh seorang penerjemah agensi yang memberikan edukasi melalui live di media sosial. Agensi akan membiarkan para pekerja tersebut mencari hingga waktu yang diberikan selama dua bulan habis, sehingga mereka harus pulang ke Indonesia dan harus proses baru lagi dengan potongan awal.
Di dalam live nya, penerjemah tersebut juga berpesan untuk para pekerja migran agar membiasakan diri bekerja di rumah majikan. Selama majikan tidak melakukan hal membahayakan seperti pelecehan ataupun kekerasan verbal, jangan mudah untuk pindah majikan apalagi kabur. Itu sangat berbahaya. Karena bekerja adalah proses berjuang, jadi jangan cuma mau mendapat yang enak. Karena setiap majikan dan rumah tangga, memiliki aturan dan tradisi yang berbeda.
[Etty]
Berita Lainnya