Seorang PMI meminjamkan datanya kepada seorang teman, sesama PMI yang Ia kenal di Hong Kong. Temannya mengatakan, Ia sedang butuh uang untuk membiayai ibunya yang sedang sakit di kampung halaman dan ia tidak ada uang.

Si teman kemudian meminjam data PMI ini untuk meminjam uang di bank,  karena merasa iba, Ia memberikannya. Namun, baru mengangsur beberapa bulan, teman tersebut menghilang tak  ada kabar. Nomor HP pun tidak bisa dihubungi.

Pihak bank pun melayangkan tagihan ke Alamat dimana PMI ini bekerja. Satu hingga dua kali surat tagihan, PMI ini mengabaikan. Sampai akhirnya surat tagihan ketiga datang, dibaca oleh majikannya. Dengan ketakutan PMI ini menceritakan semua kejadian kepada majikan.

Awalnya majikannya sangat marah, karena Alamat rumahnya digunakan sebagai jaminan pinjaman uang di bank. Namun, disisi lain majikan iba kepadanya, yang polos sehingga dimanfaatkan oleh temannya. Akhirnya, majikan tidak memutus kontrak kerja.

Majikan memberi kesempatan untuk menambah kontrak kerja, agar Ia dapat melunasi hutang tersebut selama 20 bulan ke depan. Majikan akan memotong gaji nya untuk menyicil pinjaman uang di bank tersebut.

 

Ia berpesan kepada PMI yang lainnya jangan pinjaman data kepada siapa pun. Agar tidak bernasib sama sepertinya.